Di Bukit Tinggi

Oleh Rio SY

di bukit ini kita tak bisa saling berbagi tebing
tebing bermata batu bulat
longsorkanlah tangis agar sungai merasa membutuhkannya

aliran air selalu meninggalkan
padahal aku ingin membuat puisi dari riak
yang selalu berusaha mengelak sentuhan
seperti seorang penyair
tiba-tiba kita terlibat rasa dahaga pada ombak

kadang terdengar suara batu-batu
menghambat rambat akar
tak sanggup kubayangkan hidup dengan suara itu
selamanya
juga bagi keras kemarau turun di retak tanah yang rumit
angin berlari dari awan ke awan
membayangkan sebuah hujan

sisa puncak bukit ini seperti sebuah pembatas
antara halaman dan jalan kecil sebelum mendaki jenjang rumah
siapa yang sedang murung di kulit bukit?
menunggu kepulangan naik perlahan
sehingga aku tahu di sanalah alamatmu
alamat yang kuakui
ketika seseorang bertanya tentang tempat tinggal

Padang,2009

0 Comments:

Post a Comment